Tangga kemuliaan yang paling sulit kita tapaki ada tiga perkara:
• Berderma kala pailit (baca; miskin).
• Menjaga diri (dari maksiat) di kala sepi (jauh dari penglihatan manusia).
• Berani menyuarakan kebenaran di depan orang yang kita berharap (maslahat darinya) dan takut kepadanya.
Saudaraku…
Ayunan langkah kita terasa sangat berat menaiki ketiga tangga kemuliaan di atas.
Merupakan aksioma bahwa di saat ada, berkecukupan dan dinaungi kekayaan terkadang berat kita mendermakan harta kita. Karena memang manusia secara fitrah mencintai harta benda dan kekayaan. Untuk itu seluruh perintah jihad dalam al Qur’an, selalu diawali dengan jihad harta sebelum jihad anfus (jiwa) terkecuali satu ayat (At Taubah: 111). Sebab jihad mengorbankan nyawa mustahil terwujud jika kita enggan berjihad dengan harta. Karena cinta harta itu identik cinta dunia. Dan orang yang cinta dunia sudah barang tentu membenci kematian.
Mampu memelihara diri dari perbuatan dosa dan maksiat di kala sepi, jauh dari penglihatan orang, sulit terwujud jika tidak ada muraqabatullah, merasa selalu diawasi Allah SWT. Orang yang mampu menjaga dirinya dalam kesunyian, tentulah lebih mudah baginya untuk menghadirkan pengawasan Allah dalam keramaian.
Menyuarakan kalimat haq di hadapan mudir kita, atasan, pejabat, pelaksana pemerintahan dst. Yang kita meletakkan tumpuan harapan dan tak kita kehendaki kemarahannya, merupakan perbuatan yang sangat berat untuk kita lakukan.
Nabi SAW bersabda, “Warna jihad terbesar adalah menyuarakan kebenaran di hadapan penguasa yang zalim.”
Saudaraku..
Mari kita berlomba melewati tiga tangga kemuliaan tersebut…Allahu Akbar!!.